Danau Toba, nama Danau Siais kalah populer. Padahal, danau terbesar kedua di Sumatera Utara (Sumut) ini menyimpan sejuta potensi dan keindahan. Perlu terobosan besar untuk menggaungkan keindahan Danau Siais kepada wisatawan.
Danau seluas 4.500 hektare (ha) ini terletak di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Dari Kota Padangsidimpuan (Ibu Kota Tapsel dahulu) berjarak sekitar 60 kilometer (km), sedangkan dari Sipirok (Ibu Kota Tapsel sekarang) lebih kurang 80 km. Saat ini untuk mencapai Danau Siais hanya bisa ditempuh melalui jalur darat, kendaraan umum, dan pribadi.
Perjalanan yang cukup jauh ini melintasi sejumlah daerah, seperti Batangtoru, Kecamatan Batangtoru. Kondisi jalan menuju Danau Siais tergolong baik, hanya ada beberapa kilometer jalan yang masih dalam pembangunan. Setiba di Danau Siais, hamparan air jernih langsung menyambut. Seolah dasar danau ini terlihat.
Sejauh mata memandang dimanjakan perpaduan keindahan lukisan alam dan kejernihan air yang menyejukkan. Namun sayang, di beberapa titik di sisi danau terlihat beberapa bangunan milik pemerintah yang dibiarkan usang karena tidak pernah dirawat. Ada juga sejumlah rumah milik warga yang berjualan di pinggir jalan di sekitar danau. Di tengah danau terdapat keramba milik warga. Sesekali perahu kecil milik nelayan melintas untuk mencari ikan.
Danau Siais menyimpan beragam jenis ikan khas, seperti alu-alu, jurung, dan lainnya. Meski demikian, ada larangan bagi masyarakat menangkap ikan jurung keramat. Masyarakat meyakini, ikan tersebut tidak boleh dimakan, dan apabila dikonsumsi akan menyebabkan kematian.
Menurut cerita turun-temurun dari leluhur, awalnya danau tersebut hanya bentuk lubang-lubang kecil. Seiring berjalannya waktu, akhirnya lubang-lubang tersebut semakin membesar dan menyatu dan akhirnya membentuk danau. Danau tersebut langsung bermuara ke Desa Muara Opu, Kecamatan Muara Batangtoru, Tapsel.
Sekarang banyak yang memanfaatkan danau tersebut untuk mencari nafkah, terutama dengan mencari ikan. Dia menyayangkan keindahan alam dan kejernihan air Danau Siais belum dioptimalkan. Padahal banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dan bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar. Untuk itu, Jalalluddin berharap pemerintah memperhatikan pengembangan potensi Danau Siais yang diibaratkan mutiara yang tersembunyi.
Danau ini dinobatkan danau terluas kedua di Sumatera Utara setelah Danau Toba dengan luas yang memcapai 4500 hektar. Danau ini terletak di 40 Km dari kota Padangsidimpuan. Rute yang saya jalani waktu berkunjung ke danau ini adalah dari Padangsidimpuan menuju ke arah Batangtoru dan masuk ke jalan perkebunan Hapesong kemudian menuju Desa Raniate. Selepas dari jalan aspal, jalan berubah menjadi jalan aspal rusak yang berbatu. Jalan seperti inilah yang akan kita tempuh sampai ke danau .Dengan menggunakan sepeda motor tentulah ini menjadi sulit. Terlebih motor yang saya gunakan tidaklah dirancang untuk medan offroad sepertti ini.
@ zia ul haq nasution
@bocahrimba
Danau seluas 4.500 hektare (ha) ini terletak di Kelurahan Rianiate, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel). Dari Kota Padangsidimpuan (Ibu Kota Tapsel dahulu) berjarak sekitar 60 kilometer (km), sedangkan dari Sipirok (Ibu Kota Tapsel sekarang) lebih kurang 80 km. Saat ini untuk mencapai Danau Siais hanya bisa ditempuh melalui jalur darat, kendaraan umum, dan pribadi.
Perjalanan yang cukup jauh ini melintasi sejumlah daerah, seperti Batangtoru, Kecamatan Batangtoru. Kondisi jalan menuju Danau Siais tergolong baik, hanya ada beberapa kilometer jalan yang masih dalam pembangunan. Setiba di Danau Siais, hamparan air jernih langsung menyambut. Seolah dasar danau ini terlihat.
Sejauh mata memandang dimanjakan perpaduan keindahan lukisan alam dan kejernihan air yang menyejukkan. Namun sayang, di beberapa titik di sisi danau terlihat beberapa bangunan milik pemerintah yang dibiarkan usang karena tidak pernah dirawat. Ada juga sejumlah rumah milik warga yang berjualan di pinggir jalan di sekitar danau. Di tengah danau terdapat keramba milik warga. Sesekali perahu kecil milik nelayan melintas untuk mencari ikan.
Danau Siais menyimpan beragam jenis ikan khas, seperti alu-alu, jurung, dan lainnya. Meski demikian, ada larangan bagi masyarakat menangkap ikan jurung keramat. Masyarakat meyakini, ikan tersebut tidak boleh dimakan, dan apabila dikonsumsi akan menyebabkan kematian.
Menurut cerita turun-temurun dari leluhur, awalnya danau tersebut hanya bentuk lubang-lubang kecil. Seiring berjalannya waktu, akhirnya lubang-lubang tersebut semakin membesar dan menyatu dan akhirnya membentuk danau. Danau tersebut langsung bermuara ke Desa Muara Opu, Kecamatan Muara Batangtoru, Tapsel.
Sekarang banyak yang memanfaatkan danau tersebut untuk mencari nafkah, terutama dengan mencari ikan. Dia menyayangkan keindahan alam dan kejernihan air Danau Siais belum dioptimalkan. Padahal banyak potensi yang bisa dimanfaatkan dan bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar. Untuk itu, Jalalluddin berharap pemerintah memperhatikan pengembangan potensi Danau Siais yang diibaratkan mutiara yang tersembunyi.
Danau ini dinobatkan danau terluas kedua di Sumatera Utara setelah Danau Toba dengan luas yang memcapai 4500 hektar. Danau ini terletak di 40 Km dari kota Padangsidimpuan. Rute yang saya jalani waktu berkunjung ke danau ini adalah dari Padangsidimpuan menuju ke arah Batangtoru dan masuk ke jalan perkebunan Hapesong kemudian menuju Desa Raniate. Selepas dari jalan aspal, jalan berubah menjadi jalan aspal rusak yang berbatu. Jalan seperti inilah yang akan kita tempuh sampai ke danau .Dengan menggunakan sepeda motor tentulah ini menjadi sulit. Terlebih motor yang saya gunakan tidaklah dirancang untuk medan offroad sepertti ini.